Apa Itu Cloud Native Application?

Dalam dunia digital yang terus berkembang, istilah cloud native application semakin populer, terutama di kalangan perusahaan yang ingin mengoptimalkan infrastruktur teknologi mereka. Secara sederhana, cloud native application adalah aplikasi yang dirancang dan dikembangkan untuk berjalan secara optimal di lingkungan komputasi awan (cloud). Aplikasi ini dibuat untuk memanfaatkan semua manfaat yang ditawarkan oleh cloud, seperti skalabilitas, fleksibilitas, dan ketersediaan yang tinggi. Berbeda dengan aplikasi tradisional yang umumnya di-host pada server lokal, aplikasi cloud native dirancang untuk dioperasikan di cloud dan dapat diperbarui atau diskalakan secara dinamis sesuai kebutuhan.

Mengapa cloud native application menjadi begitu penting? Saat ini, bisnis dari berbagai skala mengandalkan teknologi cloud untuk menjalankan aplikasi mereka dengan lebih efisien dan efektif. Dengan memanfaatkan cloud, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk menyesuaikan kapasitas layanan berdasarkan permintaan. Maka, tak heran jika banyak perusahaan mulai mengadopsi aplikasi cloud native sebagai bagian dari transformasi digital mereka.

Karakteristik Cloud Native Application

Cloud native application memiliki beberapa karakteristik unik yang membuatnya berbeda dari aplikasi tradisional. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari aplikasi ini:

1. Microservices

Salah satu karakteristik utama dari cloud native application adalah pendekatan microservices. Microservices adalah pendekatan di mana aplikasi dipecah menjadi beberapa layanan kecil yang dapat berdiri sendiri. Setiap layanan ini berfungsi secara independen dan dapat dikembangkan, diuji, dan diterapkan secara terpisah. Pendekatan ini memungkinkan pengembang untuk memperbarui atau memperbaiki bagian tertentu dari aplikasi tanpa mengganggu seluruh sistem. Menurut laporan dari IBM, arsitektur microservices meningkatkan efisiensi pengembangan aplikasi sebesar 30% karena fleksibilitas dan kemudahan perawatan.

2. Containerization

Containerization adalah teknologi yang memungkinkan setiap bagian aplikasi dijalankan dalam container yang terisolasi. Container mengemas semua yang dibutuhkan oleh aplikasi untuk berjalan, termasuk kode, pustaka, dan dependensi. Docker dan Kubernetes adalah dua teknologi container yang paling umum digunakan dalam pengembangan cloud native application. Dengan containerization, aplikasi dapat dijalankan di lingkungan yang berbeda tanpa harus khawatir tentang ketergantungan perangkat lunak atau konfigurasi yang berbeda.

3. DevOps dan CI/CD

Cloud native application juga erat kaitannya dengan praktik DevOps dan Continuous Integration/Continuous Delivery (CI/CD). DevOps adalah pendekatan yang menggabungkan tim pengembangan dan operasional untuk bekerja secara kolaboratif, sementara CI/CD memungkinkan otomatisasi dalam proses pembangunan, pengujian, dan penerapan aplikasi. Dengan DevOps dan CI/CD, tim dapat mengirimkan pembaruan aplikasi secara lebih cepat dan andal. Berdasarkan data dari Puppet Labs, perusahaan yang menerapkan DevOps mengalami peningkatan produktivitas hingga 25% dan mengurangi waktu pemulihan setelah kesalahan sebesar 50%.

4. Scalability and Resilience

Cloud native application dirancang untuk skala horizontal, artinya aplikasi dapat menangani peningkatan permintaan dengan menambah unit pemrosesan, bukan dengan meningkatkan daya server yang ada. Selain itu, aplikasi ini juga memiliki kemampuan resilience, yaitu kemampuan untuk pulih dengan cepat jika terjadi kegagalan. Dengan arsitektur cloud native, perusahaan dapat menjaga kelancaran operasional meskipun ada gangguan pada infrastruktur.

Kelebihan Cloud Native Application untuk Bisnis

1. Skalabilitas Tinggi

Salah satu keunggulan utama dari cloud native application adalah skalabilitasnya yang tinggi. Dengan infrastruktur cloud, aplikasi dapat ditingkatkan kapasitasnya secara otomatis sesuai dengan permintaan. Ini sangat berguna bagi bisnis yang menghadapi lonjakan pengguna, seperti platform e-commerce saat musim belanja atau aplikasi streaming saat akhir pekan.

2. Pengurangan Biaya Operasional

Cloud native application memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya operasional secara signifikan. Dengan menjalankan aplikasi di cloud, bisnis tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk pemeliharaan server fisik atau infrastruktur IT yang kompleks. Berdasarkan laporan dari McKinsey, perusahaan yang beralih ke cloud dapat menghemat hingga 30% dari biaya operasional IT mereka.

3. Pengembangan dan Pembaruan Lebih Cepat

Dengan arsitektur microservices dan containerization, pengembangan dan pembaruan aplikasi menjadi lebih cepat dan efisien. Pengembang dapat bekerja pada bagian tertentu dari aplikasi tanpa harus menunggu tim lain, sehingga proses pengembangan berjalan paralel. Selain itu, cloud native application memungkinkan perusahaan untuk meluncurkan pembaruan secara terus-menerus, sehingga pengguna selalu mendapatkan fitur terbaru tanpa harus menunggu lama.

4. Peningkatan Ketersediaan dan Keandalan

Aplikasi cloud native dirancang untuk memiliki tingkat ketersediaan yang tinggi. Dengan memanfaatkan lingkungan cloud, perusahaan dapat menjalankan beberapa instance dari aplikasi yang sama di berbagai lokasi, sehingga jika terjadi gangguan pada satu server, aplikasi tetap dapat berjalan. Ini memastikan bahwa pengguna dapat mengakses aplikasi kapan saja tanpa gangguan.

5. Pemulihan Bencana yang Lebih Efektif

Dengan kemampuan disaster recovery yang lebih baik, cloud native application memungkinkan perusahaan untuk memulihkan data dan aplikasi dengan cepat setelah terjadi kegagalan sistem. Lingkungan cloud biasanya memiliki sistem cadangan data yang dapat diakses kapan saja. Hal ini membantu perusahaan menghindari kerugian besar akibat kegagalan sistem.

Perbedaan Cloud Native Application dengan Aplikasi Tradisional

Aplikasi tradisional biasanya dijalankan pada server fisik atau virtual di pusat data lokal, yang membuatnya kurang fleksibel dibandingkan aplikasi cloud native. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:

1. Deployment

Aplikasi tradisional biasanya harus diterapkan pada server tertentu dengan pengaturan yang cermat, sementara cloud native application dapat diterapkan di mana saja di cloud, bahkan secara otomatis.

2. Pembaruan

Pembaruan pada aplikasi tradisional sering kali membutuhkan waktu dan harus dilakukan secara manual. Sebaliknya, cloud native application mendukung pembaruan otomatis dan berkelanjutan melalui pipeline CI/CD, yang memungkinkan perubahan langsung tanpa mengganggu pengguna.

3. Ketersediaan dan Skalabilitas

Ketersediaan dan skalabilitas aplikasi tradisional terbatas karena ketergantungan pada infrastruktur fisik. Cloud native application dirancang untuk skalabilitas horizontal, yang memudahkan pengembangan kapasitas tanpa menambah beban infrastruktur.

Majas: Cloud Native Application, “Jantung Digital” Bisnis Modern

Cloud native application bisa dianggap sebagai “jantung digital” bagi bisnis modern. Dengan kemampuannya yang fleksibel dan responsif, aplikasi ini mampu mendukung aktivitas perusahaan dengan kecepatan dan daya tahan yang sulit ditandingi oleh sistem tradisional. Cloud native application memberi bisnis kekuatan untuk bertahan dan berkembang dalam dunia digital yang dinamis, serta membantu mereka menghadapi tantangan yang terus berubah.

Mengapa Cloud Native Application Penting untuk Transformasi Digital?

Transformasi digital menjadi suatu keharusan bagi perusahaan yang ingin tetap relevan di era modern. Cloud native application adalah salah satu elemen kunci dalam transformasi ini. Dengan mengadopsi aplikasi berbasis cloud, perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan dan harapan konsumen. Selain itu, cloud native application memungkinkan perusahaan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik, mengurangi waktu tunggu, dan menyediakan layanan yang lebih andal.

Dalam laporan dari Gartner, diperkirakan bahwa lebih dari 85% perusahaan akan menggunakan aplikasi cloud native pada tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa adopsi aplikasi cloud native akan menjadi tren yang terus meningkat dan menjadi standar dalam pengembangan aplikasi modern.

Kesimpulan: Mulailah Perjalanan Cloud Native Anda dengan WEBARQ

Cloud native application adalah solusi canggih untuk bisnis yang ingin meningkatkan fleksibilitas, kinerja, dan daya tahan aplikasi mereka di era digital. Dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan, mulai dari skalabilitas hingga pemulihan bencana yang lebih baik, cloud native application adalah pilihan tepat bagi perusahaan yang ingin meraih keunggulan kompetitif. Jika Anda membutuhkan bantuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan cloud native application dalam bisnis Anda, WEBARQ siap membantu Anda. Hubungi WEBARQ untuk solusi terbaik dalam perjalanan transformasi digital Anda!