Hai kamu! Pernah nggak sih denger istilah “pick me” di media sosial? Atau jangan-jangan kamu pernah ketemu orang yang kelakuannya kayaknya pengen banget dianggap paling beda dari yang lain? Nah, fenomena ini lagi ramai dibicarakan, lho. Yuk kita bahas bareng-bareng, biar nggak cuma ikut tren tapi juga paham maknanya yang dilansir dari https://koranpagi.id/.

Apa Itu ‘Pick Me’?

Secara sederhana, ‘pick me’ adalah sebutan buat orang yang suka menonjolkan diri dengan cara merendahkan orang lain dari kelompoknya sendiri, biasanya dengan harapan bakal dianggap lebih unggul, lebih keren, atau lebih disukai. Contohnya? “Aku tuh beda, nggak kayak cewek-cewek lain yang drama,” atau “Aku nggak suka make up, aku lebih natural.” Kedengarannya familiar?

Kenapa Istilah Ini Bisa Jadi Viral?

Istilah ini viral karena sering muncul di komentar media sosial dan obrolan sehari-hari. Banyak yang mulai sadar kalau sikap ‘pick me’ sebenarnya bisa bikin lingkungan jadi nggak sehat. Apalagi kalau disampaikan dengan nada merendahkan orang lain, padahal niatnya cuma pengen terlihat ‘berbeda’ dan ‘lebih baik’.

‘Pick Me’ dan Validasi Sosial

Banyak orang nggak sadar kalau mereka bersikap ‘pick me’ karena pengen banget diterima atau dikagumi. Validasi sosial jadi kebutuhan, terutama di era digital kayak sekarang. Tapi sayangnya, cara yang dipilih justru bisa jadi blunder karena terkesan menyombongkan diri dan nggak menghargai orang lain.

Contoh Sikap ‘Pick Me’ yang Sering Terjadi

Bentuknya bisa macam-macam. Mulai dari ngomong, “Aku tuh nggak kayak cowok-cowok lain, aku beneran perhatian,” sampai komentar kayak, “Aku nggak suka nongkrong, mending di rumah aja baca buku.” Padahal, nggak salah juga kok kalau orang lain suka nongkrong atau tampil beda dari kita. Semua pilihan sah-sah aja selama nggak merugikan.

Bahaya Sikap ‘Pick Me’ dalam Hubungan Sosial

Kalau terlalu sering bersikap ‘pick me’, lama-lama bisa bikin hubungan sosial kita renggang. Teman-teman bisa merasa tidak nyaman atau merasa direndahkan. Selain itu, orang yang bersikap seperti ini juga bisa kehilangan jati dirinya karena terlalu fokus ingin disukai.

Antara Ingin Diterima dan Merendahkan Orang Lain

Yang jadi masalah adalah ketika keinginan untuk diterima berubah jadi kebiasaan menjelekkan orang lain. Sikap ini bisa menyakiti tanpa disadari, dan bikin kesan bahwa kita merasa superior. Padahal, tiap orang punya gaya hidup, pilihan, dan cara berpikir yang nggak harus selalu sama.

Self-Awareness Itu Penting

Kalau kamu pernah bersikap kayak ‘pick me’, nggak apa-apa kok. Yang penting adalah kita sadar dan mau belajar jadi lebih baik. Dengan mengenali motivasi di balik ucapan dan tindakan kita, kita bisa membangun hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai.

Bagaimana Cara Menghindarinya?

Coba mulai dari menghargai pilihan orang lain dan tidak merasa harus selalu terlihat “lebih baik” atau “berbeda”. Fokus pada hal-hal yang bikin kamu bahagia secara pribadi, bukan hanya demi terlihat keren di mata orang lain. Percaya deh, jadi diri sendiri jauh lebih menyenangkan.

‘Pick Me’ di Media Sosial

Media sosial memang tempat yang subur buat sikap ‘pick me’ muncul. Tapi kita juga bisa jadi pengguna yang lebih bijak. Daripada ikut-ikutan komentar yang menyindir atau menjatuhkan, mending kita bikin konten yang positif dan saling support. Dunia maya pun jadi lebih adem, kan?

Kesimpulan

Fenomena ‘pick me’ bisa jadi cermin buat kita semua dalam bersikap dan berinteraksi, baik di dunia nyata maupun digital. Niat ingin diterima itu wajar, tapi jangan sampai kita kehilangan empati dan jadi merendahkan orang lain. Yuk, jadi versi terbaik dari diri sendiri tanpa harus membandingkan atau menjelekkan orang lain.